PENGANTAR SEJARAH ( TARIKH ) ISLAM
A. Pengertian-pengertian
Secara bahasa, tarikh berasal dari arrikh-yuarrikhu-taarikha
yang berarti mengetahui kejadian dari kejadian dan penulisan dan
penyusunan peristiwa-peristiwa. Sedangkan secara istilah tarikh berarti peristiwa-peristiwa dan kejadian yang dilalui
oleh suatu bangsa. Jika tarikh disambungkan dengan Islam maka ia berarti
peristiwa-peristiwa dan kejadian yang dilalui oleh ummat Islam.
Dari pengertian-pengertian di atas berarti tarikh Islam
dimulai sejak Islam dida’wahkan oleh Nabi Muhammad saw. Walaupun terkadang
sebagian penulis memasukkan pula fase hidup Rasulullah sejak lahir hingga
menjelang kenabiannya sebagai bagian dari tarikh Islam pula. Dengan sendirinya
Tarikh Islam mencakup pula Sirah Nabawiyah. Namun demikian biasanya penjelasan
tentang Tarikh dan Sirah Nabi terpisah. Karena pada sirah nabi, Rasulullah
senantiasa mendapat bimbingan Allah swt. Maka untuk membedakan antara keduanya,
pembahasan Tarikh Islam dimulai sejak masa Khalifah Abu Bakar Siddiq.
Sepeninggal Rasulullah, sejarah ummat Islam dicatat sejauh mana keterikatan
mereka dengan Al Qur’an dan petunjuk Rasulullah.
Beberapa istilah sebagai pembanding pengertian tarikh
misalnya Sunnah yaitu segala perkataan, perbuatan dan isyarat Rasulullah yang
bernilai syari’at bagi ummat Islam. Juga Sirah yaitu perkataan, perbuatan
Rasulullah tetapi tidak semua bernilai syari’at karena ada yang berupa tabi’at,
kecenderungan, hobi atau kesenangan dan lain-lain. Ada pula yang sifatnya
khusus bagi Rasulullah seperti, puasa wishal, menikahi 9 wanita dalam satu
waktu, keluarganya tidak boleh menerima bagian zakat dan shodaqoh.
B. Urgensi Mempelajari Tarikh
Islam
Beberapa ungkapan mungkin dapat menjelaskan hakikat ini. Sejarah
adalah ingatan suatu bangsa. Maka jika suatu bangsa tidak ingat masa
lalunya, ia ibarat orang gila yang tidak punya ingatan apa-apa. Ungkapan lain
mengatakan “Generasi akhir ummat ini tidak akan sukses kecuali bercermin
pada generasi awalnya”. Syaikh Abu
Hasan Ali An Nadawi mengatakan “suatu bangsa yang tidak mengetahui masa
lalunya, masa depannya akan suram”.
C. Sasaran Belajar Tarikh
Mempelajari sejarah para pendahulu adalah untuk i’tibar
(mengambil pelajaran) sebagaimana diungkapkan pada surat Yusuf ayat 111, “Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Qur’an bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi ia membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.
Dengan memahami kejadian-kejadian yang telah berlalu generasi
masa kini dapat memilih yang positif untuk dimanfaatkan dan meninggalkan
hal-hal yang negative.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar